Kisah mujahid muda dan sang istri penyabar di tanah Iran

Pada suatu malam, pada saat perjalanannya dari satu kamp ke kamp
yang lain, ia merelakan dirinya sendiri untuk mencari bantuan makanan
di dekat desa terdekat untuk para sahabat mujahidin. Mengetuk pintu
dari rumah ke rumah, ia disambut dengan sambutan yang sangat tidak
ramah, setiap rumah hanya mengatakan kepadanya bahwa para Mujahidin itu
tidak diterima di sini.
Pada saat ia tiba di rumah ke-10, ia mengangkat tangannya berdoa
kepada Allah dan mengatakan "Ya Allah! Engkau adalah saksiku bahwa Aku
hanya ingin mencari sisa makanan untuk saudara-saudaraku, sehingga kami
bisa menunaikan kewajiban kami lebih baik lagi demi Engkau. Dan Engkau
adalah Maha Pemberi, Maha Pemurah!"
Namun, di belakangnya ia mendengar suara tangisan dan teriakan yang
datang dari salah satu rumah di pinggiran desa itu. Segera ia
meletakkan makannya di pinggir jalan dan masuk ke rumah itu untuk
memeriksanya – tidak ada persiapan untuk apa yang akan dihadapi.
Di sana ia melihat 5 hingga 6 laki-laki memperkosa salah satu gadis desa itu.
"Hey!" ia berteriak tanpa ragu-ragu, mengagetkan geng pemerkosa itu.
"Jika kalian tidak berhenti sekarang dan pergi, Aku akan membunuh
kalian semua!" lanjutnya dengan pandangan tajam (yakin). Tetapi sebelum
ia bisa mengambil pistol yang ada di pinggannya, salah satu dari para
pemerkosa itu berada di ruangan lain, mengeluarkan pisau dan menikamnya
di punggung dan kakinya – membuatnya tersungkur ke lantai.
Beruntungnya, meski dalam keadaan kalut, ia mampu mengeluarkan
pistolnya dan menembaki semua pemerkosa itu (dengan rahmat Allah).
Dengan mengabaikan rasa sakitnya dan nyaris tak bisa berjalan, ia
mengenakan pakaian gadis muda itu, mengambil makanannya, dan membawanya
kembali ke desa dengan selamat. Dan sebelum ada orang tahu siapa yang
telah menyelamatkan gadis muda itu, ia kembali ke kampnya.
Ketika ia kembali, dengan bajunya yang bersimbah darah, ia segera
disambut oleh para Mujahidin dan menceritakan kepada mereka tentang
peristiwa yang telah terjadi. Para Mujahidin terkejut dan terkagum
padanya, bahwa mujahid muda yang belum berpengalaman ini mampu
menangani geng pemerkosa itu sendirian.
Yang membuat bertambah kekaguman mereka adalah, pada saat itu mereka
juga mengetahui bahwa ia baru saja menikah dan datang ke tanah Jihad
ini sehari setelah pernikahannya. Komandan menghiburnya karena
luka-luka yang ia derita, mendoakannya, dan mengirimnya kembali ke
rumahnya untuk meluangkan waktu bersama istrinya hingga ia sembuh dari
lukanya.
Setelah tidak melihat istrinya selama beberapa minggu setelah
pernikahannya, ia mengatakan kepada saya (yang bercerita -pent) "Ketika
Aku kembali ke rumah, ke istri saya, seakan Allah telah menempatkan
cinta satu sama lain di hati kami. Kami tahu bahwa kami menikah untuk
mencari ridho Allah, dan kami akan membantu satu sama lain untuk
membangun istana kami di Jannah, bersama."
Kemudian, ia telah sembuh, Alhamdulillah, dan telah kembali untuk
berjihad bersama istrinya yang penyabar yang mendukungnya dari rumah.
Semoga Allah memberikan kita Mujahidin seperti ikhwan ini, dan para istri seperti akhwat ini, Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar