
Syekh Bakar bin Salim Bakri Al Kinani, salah seorang Mujahidin Daulah Islamiyah Iraq menyatakan dalam risalahnya bahwa pasukan salib saat ini telah merubah taktik perang mereka. Mereka kini memerangi Islam dengan informasi, politik, dan manipulasi berita secara lebih banyak daripada mereka memerangi dengan cara membombardir, meledakkan dan memerangi. Mereka ubah apa-apa yang disebarluaskan oleh berbagai saluran televisi menjadi bom-bom curah, dan apa yang ditulis para anggota forum menjadi smart bomb (bom pintar).
Al Qaeda dan jihad global yang sedang berlangsung saat ini membutuhkan
Syekh Aiman Az Zawahiri dalam sebuah wawancara dengan As Sahab Media mengatakan bahwa media jihad pada hari ini menempati posisi sangat penting dalam peperangan melawan media salib dan yahudi. Media digunakan oleh dua kubu secara eksklusif; kubu pertama ditempati oleh media masa resmi pemerintahan, dan kubu kedua ditempati oleh media yang mengklaim dirinya ‘bebas’dan non-pemerintahan. Ada beberapa media pemerintahan dengan keras kepala mengaku ‘bebas’ semisal BBC. Namun jihad media telah menghancurkan monopoli ini dan memperlihatkan kenyataan di hadapan dunia dan menggoncang dunia dengan kebenaran kritis dan realita yang mengejutkan yang tidak dapat dilihat maupun didengar jika jihad media tidak menunjukkannya kepada mereka. Media masa lainnya tidak mampu untuk mendapatkan rilis Mujahidin kecuali hanya sedikit. Dan jika produksi Mujahidin sampai kepada mereka, bisa dipastikan nasibnya selalu ditahan dan dilarang penyiarannya. Allah telah memberi kemenangan kepada Mujahidin di medan propaganda ideologi ini. Cukuplah bagi kita mendengar berbagai laporan tentang bahaya jihad media. Laporan terakhir tentang hal ini adalah apa yang dinyatakan Petraeus dalam laporannya ke kongres tentang keprihatinannya akan bahaya internet dan berbagai fasilitasnya yang ditawarkan untuk Mujahidin. Sebelumnya, pengakuan Rumsfeld bahwa Al-Qa’eda menang dalam peperangan hati dan pikiran dalam dunia Islam.
Kalangan Barat sendiri sangat meyakini pentingnya media jihad dengan pelbagai sarananya dalam upaya memenangkan perang yang sangat menentukan ini. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Gabriel Weimann, dalam bukunya yang berjudul : ”Terror on the Internet, The New Arena, The New Challenges” Menurut profesor komunikasi di Universitas Haifa, Israel ini, yang juga seorang analis terorisme dan media massa, : “Saat ini teroris tidak hanya berperang di dunia nyata, tetapi juga berperang di dunia maya sebagaimana mereka melakukannya di darat.”
Sementara itu Raymond Kelly menjuluki Internet sebagai “Afghanistan Baru” dan dia adalah seorang Komisi Polisi New York Disejajarkannya internet dengan perang di Afghanistan menunjukkan betapa dahsyatnya pengaruh ineternet secara khusus dan media massa secara umum dalam jihad global dewasa ini.
Dengan demikian, media jihad saat ini telah menjadi sarana jihad global yang utama, khususnya di dunia maya. Kalau di dunia nyata mujahidin bertempur dengan kaum kuffar dengan senjata AK 47, RPG, dan pelbagai persenjataan lainnya, maka di dunia maya para Cyber Mujahid menggunakan mouse dan key board komputer untuk merangkai kata, merilis video, membuat images, berdiskusi di milis-milis dan forum, bahkan melakukan ‘serangan’ atau hacking ke situs-situs kuffar. Jadi jihad global memang sedang terjadi tidak hanya di dunia nyata yakni bumi jihad tapi juga di dunia maya, yaitu di internet dan pelbagai sarana media lainnya.
Internet telah menjadi elemen kunci dalam pelatihan, perencanaan dan urusan logistik Al Qaeda. Cyberspace telah menjadi bagian dari medan perang. Beberapa komentator bahkan telah menyatakan bahwa Al Qaeda merupakan jaringan gerilya pertama yang dipimpin melalui website.
Syekh Umar Bakri Muhammad,menyarankan agar ribuan pendukung Syekh Usamah Bin Ladin belajar keahlian komputer termasuk internet untuk mendukung gerakan mereka. Internet dapat digunakan dalam skala yang lebih besar untuk berperang melawan Barat.
Kelompok-kelompok jihad kini memerlukan 4 unsur penting, yakni : anggota, pemimpin, pemimpin spiritual dan ahli teknologi informasi.
Jadi, kita harus melihat kegunaan yang luar biasa dari jaringan internet Al Qaeda yang tidak tersensor dan independen. Ini merupakan revolusi besar bagi gerakan jihad yang mengeksploitasi penuh internet. Pertama kali dalam sejarah, mereka yang melawan sistem dapat menyiarkan sendiri berita-berita mereka dan memiliki pendapat dan audiens yang indenpenden melalui media mereka sendiri yang disebarkan keseluruh penjuru dunia. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa internet telah menjadi hal paling penting dalam transformasi kepedulian jihad melalui jaringan global yang dimiliki Al Qaeda sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar