kaummuslimin maupun non muslimin kepada beliau tidk diragukan lagi. Salahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurdis biasa. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni peperangan dan mempertahankan diri. Tiada seorangpun yang menyangka sebelum ia menguasai Mesir dan menentang tentera Salib bahawa anak Kurdis ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestina dan menjadi pembela akidah Islamiah yang hebat. Dan tiada siapa yang menyangka pencapaiannya demikian hebat sehingga menjadi contoh dalam memerangi kekufuran hingga ke hari ini.
Kisah Salahuddin Al-Ayyubi sudah terkenal sejak dahulu kala. Kekaguman
Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat mengatakan, Salahuddin sebagai anak seorang gubernur yang memilliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan satupun tanda-tanda ia akan menjadi orang hebat pada masa depan. Akan tetapi ia menunjukkan akhlak yang mulia.
Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk menjadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk menjadi pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentara Al-Malik Nuruddin,Sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Daulah Syi’ah Fatimyah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahawa Salahuddin sangat berat dan memaksa diri untuk pergi ke Mesir bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan (Bahauddin, 1234).
Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu” (Al-Baqarah:216)
PERUBAHAN HIDUP BELIAU
Ketika Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba berubah. Ia yakin bahwa Allah telah mempertanggung-jawabkan kepadanya satu tugas yang amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak bersungguh-sungguh. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahwa Salahuddin memimpin Mesir dengan sangat baik. Dunia dan kesenangannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah ia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya (Bahauddin,1234).
Bahkan Stanley Lane Poole(1914) telah menuliskan bahwa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Ia bertambah wara’ dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Ia menepikan polahidup senang dan memilih pola hidup “Spartan” yang menjadi contoh kepada tentaranya. Ia menggunakan seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk menghalau orang kafir dari tanah air Islam.
Salahuddin pernah berkata, “Ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku. Ini menyebabkan ia memenangkan perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk jalan jihad.
SEMANGAT JIHAD SALAHUDDIN AL-AYYUBI
Fikiran Salahuddin senantiasa tertumpu kepada jihad di jalan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahwa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentara Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia senantiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tentaranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad.
Bila ada yang berbicara kepadanya berkenaan jihad ia akan mencurahkan segala perhatiannya. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak di dalam kemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa saja yang ingin berberjihad, maka akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memperhatikannya akan dapat melihat ia telah memulai jihad melawan tentara salib ia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tentaranya.
Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang kehilangan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat. Ia akan bergerak dari satu hujung medan peperangan ke hujung yang lain untuk mengingatkan tentaranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata-mata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.
Ketika ia mengepung Kota Acre ia hanya minum air putih, itupun selepas dipaksa oleh doktor pribadinya tanpa makan. Doktor itu berkata bahwa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari Jum’at hingga senin karena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu. (Bahauddin, 1234)
Bila ada yang berbicara kepadanya berkenaan jihad ia akan mencurahkan segala perhatiannya. Sehubungan dengan ini ia lebih banyak di dalam kemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa saja yang ingin berberjihad, maka akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memperhatikannya akan dapat melihat ia telah memulai jihad melawan tentara salib ia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tentaranya.
Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang kehilangan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat. Ia akan bergerak dari satu hujung medan peperangan ke hujung yang lain untuk mengingatkan tentaranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata-mata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.
Ketika ia mengepung Kota Acre ia hanya minum air putih, itupun selepas dipaksa oleh doktor pribadinya tanpa makan. Doktor itu berkata bahwa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari Jum’at hingga senin karena ia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu. (Bahauddin, 1234)
PERANG SALIB HITTIN
Satu kisah peperangan yang sengit antara tentara Salahuddin dengan tentara Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhirnya pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentara Salib kalah. Dalam peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestina telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron dan beberapa orang ternama yang lain. Banyak juga tentara-tentara Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahwa seorang tentara Islam telah membawa 30 orang tentara Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan tali kemah.
Mayat-mayat tentara Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah majah. Sekitar 30,000 tentara Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari jauh.
Mayat-mayat tentara Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah majah. Sekitar 30,000 tentara Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari jauh.